Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 13 Tahun 2023 tentang Pakaian Seragam Bagi Peserta Didik Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus pada pasal 12 diterapkan di sekolah dari tingkat TK, SD – SMA/SMK di Yogyakarta anak anak mengunakan pakaian tradisional jawa Yogyakarta pada setiap Kamis Pon .
Sosialisasi untuk pakaian jawa yang dianjurkan diberikan oleh guru pengampu Bahasa jawa di SMA Dominikus maupun dari Waka kesiswaan yang mengikuti Work Shop tentang Pendidikan Berbasis Budaya
Pada hari kamis pon tanggal 25 Juli 2024 seperti biasanya di sekolah kami semua anggota komunitas menggunakan pakaian gagrak jawa Yogyakarta dan hari itu juga diadakan lomba fashion show pakaian gaggrak jawa yogya dengan kriteria sebagai berikut :
Peserta Didik Putra :
- Baju surjan (takwa) bahan dasar lurik dengan corak selain yang digunakan abdi dalem atau warna polos;
- Blangkon gaya yogyakarta batik cap atau tulis;
- Kain atau jarik batik yang diwiru biasa dan berlatar warna hitam atau putih; dan
- Memakai selop atau cenela.
Peserta Didik Putri :
- Baju kebaya tangkepan dengan bahan dasar lurik atau warna polos;
- Kain atau jarik batik yang diwiru biasa dan berlatar warna hitam atau putih;
- Rambut tanpa sanggul dan/atau asesoris;
- Rambut yang di bawah bahu harus diikat/tidak diurai
- Memakai selop atau cenela.
Selain syarat di atas jenis-jenis kain atau jarik batik Yogyakarta antara lain Sidomukti, sidoluhur, sidoasih, sekarjagad, taruntum, ciptaning, gringsing mangkoro, nitik cakar, ceplok kasatriyan, grompol, tambal.
Pada saat kegiatan fashion show semua siswa per kelas mengenalkan jati dirinya kepada para juri berjalan setelah itu berjalan dengan gaya yang berbeda beda di tempat yang sudah disediakan panitia dengan menggunakan pakaian gagrag jawa Yogyakarta..
Para juri menilai para peserta sesuai kriteria yang dinilai yaitu wirogo, wiroso, dan . busono diikuti semua siswa fase E, F dan Kelas XII.
Dalam pelaksanaan lomba masih ada dari peserta siswa yang masih belum sempurna dengan kesesuaian pakaian gagrak yogya yang di harapkan, karena masih menggunakan sepatu casual baik putra maupun putri , kebaya putri yang digunakan belum berupa kebaya tangkepan, tidak menggunakan lontong, kamus / epek dan keris bagi siswa putra .
Hasil kejuaraan Ngadi Salira, ngadi Busana Kejawen untuk putra di menangkan oleh
Juara Putra
- Barnabas Fajar Prasetya
- Alan Herdilan Suparmanto
- Andreas Kasusanto Pribadi
Juara Putri
- Fricilla Marcilianty Supono
- Dorothea Pane Melia
- Yohana Betharia Situmorang
Ditulis dan dilaporkan oleh : Dra. E. Triabdini Susayeti